Sebetulnya, saya membeli buku ini sudah sejak lama. Mungkin
sekitar 8-10 bulan yang lalu di sebuah pameran buku di kota saya. Namun,
sayangnya, saya tak bisa menamatkan buku itu dikarenakan kesibukan yang banyak
menyita waktu saya. Buku itu pun saya tinggalkan, kembali saya taruh di rak
buku. Karena saking lamanya saya taruh, eh, ternyata membuat saya lupa untuk
meneruskan membacanya hingga selesai. Hasilnya, saya pun baru menyelesaikannya
beberapa hari yang lalu. Terpaksa, saya harus mengulang membacanya dari awal
lagi.
Buku Hujan di Bawah Bantal ini ditulis oleh El Hadiansyah.
Buku ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang mengungkapkan kejujuran
pada seorang wanita yang akan dinikahinya. Tujuan si tokoh laki-laki
melakukannya karena dia ingin calon istrinya tahu segala tentang dirinya. Dia
tidak ingin menyembunyikan satu pun rahasia pada wanita yang kelak akan jadi
ibu dari anak-anaknya.
Lalu, mengapa saya mengatakan sebagai Cerita Cinta Yang Tak
Biasa? Karena si tokoh laki-laki mengungkapkan siapa jati dirinya sebenarnya.
Dia berkata jujur pada wanita bahwa dia memiliki kecenderungan seks pada sesama
jenis alias gay. Dan bahkan, yang menjadi topik utama dalam buku ini adalah si
tokoh laki-laki menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Diceritakan bahwa si
tokoh laki-laki sangat mencintai ‘kekasih laki-lakinya’. Sementara, pada calon
istrinya sendiri dia hanya sekadar sayang (sayang? cinta? entahlah saya bingung
dengan yang ini). Di akhir cerita, si tokoh laki-laki tetap memilih untuk
menikahi ‘kekasih wanitanya’, tetapi dia mengatakan bahwa tetap mencintai
‘kekasih laki-lakinya’.
Sebenarnya, ide cerita yang disampaikan bagus dan menarik.
Cara menyampaikannya pun, penulis menuliskannya seolah-olah menulis surat pada
sang calon istri. Yang paling menarik dalam buku ini ialah penulis
menceritakannya menggunakan bahasa-bahasa puisi yang indah. Dia juga memasukkan
beberapa puisinya dalam buku ini. Sungguh. Siapapun yang senang membaca cerita
dengan bahasa-bahasa yang indah, maka buku ini wajib Anda baca. Anda akan
terkesima bagaimana penulis menggunakan kemahiran dalam menyusun kata-katanya.
Namun, sangat disayangkan. Buku yang diceritakan dengan
sedikit vulgar ini, masih memiliki banyak kekurangan. Pertama, saya merasa
terkadang bingung dengan alur ceritanya. Penulis, saya pikir, masih belum bisa
menyusun alur yang tepat agar pembaca tidak sedikit bingung. Kedua, EYD-nya
juga masih sedikit amburadul. Seperti penggunaan tanda baca (terutama koma).
Meski hanya hal kecil, namun tetaplah EYD harus diperhatikan. Itu juga termasuk
hal penting.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada, bagi saya buku
Hujan di Bawah Bantal tetaplah buku yang patut Anda baca. Terlebih lagi anda
suka dengan puisi. Tentu anda harus membacanya. Satu puisi yang paling saya
suka dari buku ini.
Untuk kekasihku
Perempuan – dengan – kerudung cinta
Kukunjungi kau disela-sela hujan
Aku tetap
menebak-nebak rambutmu, berharap
libidoku
naik, dan kau mencumbui sedini
mungkin
Dingin ini
seperti setan, hidungku mendengus-dengus
nenelusup
segala angin
(dimana bau rambutmu!)
Mampus! Penciumanku rentakah?
Tidak-tidak,
kerudungmu mengajariku cinta, nona
menghadang
dengusan yang dulu kumanjakan
Selalu
begitu!
Aku ingin
merayakanmu lebih dini, bahkan
penisku lupa
akal, dan ingin kupagut kau
di bawah
hujan, di bawah gersang, di antara
deduanya.
Aku menginginkan_
Kerudungmu membentuk lafaz
Kusaksikan
malaikat menutup payudaramu,
dan rambutmu
disaksikan Tuhan!
Aku lemah saraf
-kerudungmu
nona, kelak tanggalkan saja agar
kita bisa
berzinah!!!
Nava, aku rindu kerudungmu
Masih banyak sebenarnya puisi-pusi bagus dalam buku ini.
Nanti bila sempat saya akan menuliskannya. Terima kasih.
*sumber gambar: tamanbacarindang.blogspot.co.id
[Buku] Hujan di Bawah Bantal: Cerita Cinta Yang Tak Biasa
Reviewed by Anonim
on
Mei 11, 2015
Rating:
PUBLIK NEWS
BalasHapus