[Buku] Orang-orang Bloomington: Refleksi Sisi Gelap Manusia


Butuh waktu yang agak lama untuk bisa menyelesaikan buku kumpulan cerpen Budi Dharma ini. Barangkali karena cerpen-cerpen di dalamnya cukup panjang. Meskipun hanya ada tujuh cerita pendek, tapi satu cerita bisa menghabiskan tujuh lembar. Alhasil saya seringkali mengamil jeda yang cukup panjang setiap kali akan beranjak ke cerita berikutnya. Apalagi Budi Dharma cenderung membuat lambat dalam alurnya.

Buku Orang-orang Bloomington adalah buku kumpulan cerpen Budi Dharma yang fenomenal. Buku ini membuat Budi Darma mendapatkan S.E.A W. Write Award dari pemerintah Thailand. Saya tidak heran dengan hal tersebut. Eka Kurniawan bahkan mengatakan bahwa buku ini dengan caranya sendiri memberi jalan baru kesusastraan Indoenesia.

Adapun masing-masing judul cerpen di dalam buku ini di antaranya: Laki-laki Tua Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorrick, Ny. Elberhart, dan Charles Lebourne. Dari judul-judul tersebut kiata tahu bahwa hampir semuanya merupakan nama seseorang. Dan, memang benar cerpen tersebut menceritakan tentang nama orang-orang itu. Sesuai dengan judul bukunya.

Saat sudah selesai membaca buku ini, kita dapat tahu bahwa ada satu benang halus yang menghubungkan masing-masing cerita. Dari semua cerpen, Budi Darma selalu menggunakan sudut orang pertama atau “aku”. Ditambah karakter sosok “aku” yang selalu mempunya sikap penasaran dan rasa ingin tahu yang besar akan banyak hal. Bahkan, pada cerita tertentu tokoh “aku” ini tidak saja menjadi sosok yang kepo tetapi menjadi sosok yang menyebalkan. Terkadang rasa penasarannya yang besar membuat sosok “aku” melakukan hal-hal yang konyol bahkan “gila”. Sosok “aku” tidak segan melakukan sesuatu yang jahat  untuk menuruti ego dan dendamnya.

Misalnya saja pada cerita Keluarga M. Bagaimana bisa seorang yang sudah dewasa menganggap dua anak kecil sebagai musuhnya atau hal yang dapat membahayakannya. Bahkan karena hal itu dia menyusun rencana besar untuk bisa membalaskan dendamnya pada kedua anak kecil yang dia anggap musuh.

Kadang saya sebagai pembaca bepikir kenapa sosok “aku” ini bertindak sebegitu jauhnya hanya untuk memuaskan rasa penasaran dan egonya. Jika saya ada dalam sosok tersebut barangkali saya tidak akan bertidak sejauh itu. Untuk apa pula mengurusi urusan orang? Tapi, mungkini inilah kehebatan Budi Darma. Dia mampu menciptakan sosok-sosok yang menyebalkan.

Saya menangkap bahwa sebenarnya buku ini ingin menyajikan isi pikiran manusia yang begitu kompleks. Terkadang, kita sebagai manusia, dihadapkan pada satu perang batin antara ‘kebaikan’ dan ‘keburukan’. Sehingga dari sana tersaji berbagai sisi gelap manusia: sadis, pemarah, pendendam dan lain sebagainya. Budi Darma banyak mengeksplor hal-hal yang demikian dalam buku ini.

Jika kita amati masing-masing tokoh dalam tiap-tiap cerita, selalu sosok “aku” ini diceritakan sebagai seorang laki-laki yang hidup sendiri dan kesepian. Mungkin akibat dari terlalu individualitas lingkungan di sekitarnya. Sehingga saya berpikir bahwa karena kesepiannya itulah barangkali yang membuatnya memiliki ‘masalah’ dalam batin dan pikirannya. Dia gampang curiga pada orang, ingin tahu segala urusan orang. Apakah kesepian bisa membuat seseorang bertindak demikian? Barangkali, iya.


Dari keseluruhan, saya menyukai buku ini. Walaupun pada saat tertentu saya merasa bosan karena terlalu panjangnya satu cerita. Tapi, saya tetap merekomendasikan buku ini untuk dibaca sebagaimana ia menjadi salah satu dari 100 buku yang direkomendasikan oleh Tempo.

Satu kutipan dalam buku ini yang saya suka:
"Janganlah mengurusin kepentingan orang lain dan janganlah mempunyai keinginan tahu tentang orang lain. Hanya dengan jalan demikian, kita dapat tenang."

***
[Buku] Orang-orang Bloomington: Refleksi Sisi Gelap Manusia [Buku] Orang-orang Bloomington: Refleksi Sisi Gelap Manusia Reviewed by TIDAKTAMPAN on Desember 10, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.