[REVIEW BUKU] To Kill A Mockingbird: Narasi Kuat tentang Rasisme dan Ketidakadilan


Pertama kali saya tahu buku ini dari novel London: Angel karya Windri Ramadhina. Diceritakan tokoh utama dalam novel itu adalah seorang penulis dan sangat menyukai buku karya Harper Lee yang berjudul To Kill A Mockingbird. Akhirnya saya penasaran dengan buku itu. Saya coba mencari tetapi susah mendapatkan yang versi terjemahan. Namun, beruntunglah ada salah satu toko buku yang menjual koleksinya. Lagi.

Buku ini bercerita Atticus Finch, seorang pengacara, yang membela seorang warga kulit hitam karena dituduh melakukan pemerkosaan. Dan yang membuat buku ini menjadi menarik karena ceritanya menggunakan sudut pandang seorang anak bernama Scout, anak bungsu dari Atticus Finch, yang baru berusia 7 tahun.

Pada bagian-bagian awal, buku ini menceritakan kegiatan sehari-hari Scout dan Jem, kakaknya. Mereka bersama Dill, temannya, sering memata-matai tetangga misterius mereka yang bernama Boo Radley karena menurut desas-desus Boo Radley tidak waras. Di bagian awal Harper Lee mencoba untuk memperkenalkan tokoh-tokoh dan karakternya.

Barulah di bagian tengah novel, konflik utama mulai terlihat. Permasalah mulai timbul karena Atticus Finch memilih untuk menjadi pengacara warga kulit hitam. Banyak kecaman yang datang mulai dari teman sekolah Scout, warga kota, dan keluarga mereka sendiri.

Salah satu yang membuat novel ini enak dibaca karena narasi dan karakter-karakternya yang kuat. Saya menyukai karakter dari Atticus Finch. Ia digambarkan sebagai seorang ayah yang memiliki pemikiran progresif. Ia selalu mengajari anak-anaknya tentang nilai-nilai kebenaran dan kebijakan hidup yang mungkin belum lazim bagi keluarga yang lain. Ia juga selalu menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya.

Melalui buku ini Harper Lee mencoba menggambarkan tentang rasisme dan ketidakadilan. Barangkali penggunaan perspektif seorang anak kecil dalam buku ini agar pesannya lebih bisa tersampaikan. 

Sebuah buku yang harus kalian baca.

Salah satu kutipan yang saya suka di buku ini, "Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebung orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulis untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa."


[REVIEW BUKU] To Kill A Mockingbird: Narasi Kuat tentang Rasisme dan Ketidakadilan [REVIEW BUKU] To Kill A Mockingbird: Narasi Kuat tentang Rasisme dan Ketidakadilan Reviewed by TIDAKTAMPAN on Februari 14, 2025 Rating: 5

Post Comments

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.