Saya baru saja menamatkan buku
milik Eko Triono ini. Apa kesan saya setelah membaca kumpulan cerpen ini? Ehm…
mungkin marah, kesal, tertawa, dan bahkan tidak paham juga. Bagi saya ini
adalah kumpulan cerpen yang banyak sekali melakukan eksplorasi atau eksperimen dari segi
cerita. Di kumpulan cerpen ini kalian akan menemukan suatu cerita yang
memungkinkan kalian untuk mengajukan pertanyaan, “Memangnya yang seperti ini cerpen, ya?”. Bukan dari segi kualitasnya melainkan bentuknya.
Eko Triono banyak sekali
melakukan eksperimen dengan bukunya ini. Terutama dari bentuk ceritanya. Bagi
kita, khusunya saya, selama ini selalu bersentuhan dengan cerpen-cerpen
konvensional: ada tokoh, alur, penokohan, latar, dan lain-lain. Di benak kita secara
otomatis tertanam bahwa yang namanya cerpen adalah cerita memiliki unsur-unsur
di atas. Tetapi, saat kita membaca cerpen-cerpen Eko Triono dalam bukunya ini,
kalian akan menemukan cerpen-cerpen yang sama sekali bukan cerpen konvensional.
Contohnya, kalian akan
dipertemukan dengan cerpen yang isinya hanya terdiri dari satu kata. Judulnya,
“CERITA DALAM SATU KATA”. Setelahnya, kalian juga akan bertemu dengan cerpen
yang isinya seperti sebuah kamus. Judulnya, “CERITA DALAM BANYAK KATA.” Saya
kesal begitu tahu bahwa bentuk cerpennya seperti itu. Masih ada beberapa cerita
lagi yang dieksplor oleh Eko Triono. Misalnya, cerpen yang berjudul “ATIREC
MALAD MUKUH KILABRET”, sebuah cerita yang isinya adalah kata-kata yang dibaca
terbalik. Astaga. Betapa kesalnya kita harus membaca cerita yang seperti itu.
Bayangkan pula bagaimana si penulis harus menulis cerita yang demikian.
Tidak semua cerpen memiliki
bentuk yang seperti itu. Masih ada cerpen yang bentuknya tetap seperti cerpen
pada umumnya.
Secara garis besar, kumpulan
cerita ini berkisah banyak tentang cerita. Atau mungkin juga ‘cerita’ dalam
kumpulan cerpen ini seperti halnya seorang tokoh dalam cerita. Seperti yang
dikatakan bahwa dalam kumcer ini banyak kita temui cerita dalam bentuk yang
tidak biasa, maka tak ayal kita tidak menemukan satu pun tokoh dalam cerpen
tersebut.
Ini adalah sebuah usaha untuk
memberikan nuasa baru bagi kekayaan sastra kita. Ia, barangkali, mencoba
mendobrak kaidah-kaidah dalam sebuah cerita. Tapi, saya sendiri masih lebih
cenderung menyukai cerpen konvensioanl.
Judul buku ini sendiri diambil
oleh dari salah satu cerpen yang berjudul sama: “Kamu Sedang Membaca Tulisan
Ini”. Cerpen ini seolah mengungkapkan bahwa sebetulnya saat kita sedang membaca
cerita, kita sedang dikendalikan oleh cerita itu sendiri. Pikiran kita akan
mengikuti setiap kata yang tertuli dalam cerita itu. Cerpen ini dengan gamblang
memperlihatkan bagaimana sebuah tulisan mengendalikan pikiran pembaca.
Ya, ini adalah buku Eko Triono yang mencoba menunjukkan
banyak permainan kata dan cerita. Kita seakan diajak bermain-main dengan itu
semua. Sebuah eksperimen yang berhasil, menurut saya.
***
[Buku] Kamu Sedang Membaca Tulisan Ini: Kumpulan Cerita Tentang Cerita
Reviewed by TIDAKTAMPAN
on
Mei 30, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: